20120915

SEKILAS TENTANG MAHASISWA AHLITH THARIQAH AL-MU’TABARAH AN-NAHDLIYYAH (MATAN)

“Visi Mahasiswa Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah adalah lahirnya generasi dan calon pemimpin bangsa yang memiliki ketinggian intelektual dan kearifan serta kedalaman spiritual sebagai basis untuk membangun bangsa dan Negara demi kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. (SOP MATAN Bab III Pasal 6)

Mengawali artikel ini dengan mengutip visi dari Mahasiswa Ahli Ath-Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (selanjutnya disebut dengan MATAN) dengan tujuan untuk memberi sedikit gambaran kepada pembaca mengenai MATAN, sehingga pembaca tidak berangkat dari ruang hampa dalam memahami artikel ini.
MATAN merupakan organisasi keagamaan dan kemahasiswaan yang terlahir dari Jam’iyyah Ahlit Ath-Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) digagas sejak tanggal 10 Oktober 2009 M/ 20 Syawwal 1430 H di Pekalongan dan baru dikukuhkan secara resmi pada oleh JATMAN pada muktamar XI JATMAN di Kabupaten Malang pada tanggal 10-14 Januari 2012 M/ 16-20 Shafar 1433 H.

Gagasan untuk mendirikan MATAN ini muncul dari rasa prihatin atas kondisi sebagian besar mahasiswa di era sekarang ini yang dipandang kurang memiliki keseimbangan antara kemampuan intelektual mahasiswa dan spiritual mahasiswa, karena lebih mengutamakan pengasahan sisi intelektualnya, sementara sisi spiritualnya terabaikan.Sehingga banyak mahasiswa yang terjebak pada rasionalisme, pragmatisme, dan hedonisme. Selain itu, derasnya arus masuk gerakan-gerakan atau aliran-aliran keagamaan transnasional seperti wahabisme dan Hizbu At-Tahri:r Indonesia (HTI) yang selalu berusaha untuk menghapus keberagaman keberagamaan di Indonesia dengan menghalalkan segala cara dan merongrong keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, semakin membuat kompleks problematika di wilayah spiritualitas mahasiswa karena nyatanya banyak mahasiswa yang belum banyak mengerti tentang Islam dan ingin belajar tentang Islam namun terjebak masuk ke dalam wahabisme dan Hizbu At-Tahrir Indonesia (HTI) dan ketika pulang malah menuduh keluarganya syirik, kafir, dan lain-lain.
Selain itu, mahasiswa yang selama ini dikenal mempunyai peran sebagai sosok agen pengontrol dan agen perubahan khususnya dalam ranah sosial dan politik, sehingga mahasiswa harus mampu untuk melakukan terobosan-terobosan atau sumbangsih peran dalam bidang sosial dan politik, baik selama masih menjadi mahasiswa maupun ketika sudah lulus dari perguruan tinggi dan berkiprah di masyarakat secara langsung. Akan tetapi, akhir-akhir ini peran tersebut kurang begitu terasa. Dikarenakan banyak aktivis mahasiswa yang terjebak pada pengayaan wacana tanpa aksi nyata, dan aksi unjuk rasa yang banyak dianggap oleh sebagian kalangan kurang efektif dan kurang mengedepankan etika.
Berangkat dari kondisi yang telah dipaparkan di atas, maka JATMAN merasa perlu dan harus untuk mendirikan organisasi kemahasiswaan berbasis thari:qah dengan semangat untuk menanamkan jiwa kerohanian dalam hati, pikiran, dan perilaku mahasiswa.

Apa itu Thariqah?
Sebagian kalangan berpendapat bahwa thari:qahmerupakan amaliah yang tidak mempunyai dalil dari al-Quran dan Hadits (baca: Bid’ah), padahal thari:qah mempunyai dalil, baik dari Al Quran maupun Hadits. Adapun dalil tentang Thari:qahdi dalam Al Quran terdapat di surat Jin ayat 16 yang artinya:
Dan sungguh jikalau mereka berjalan di atas jalan yang lurus (ath-thari:qah/agama islam) maka kami benar-benar memberi mereka minuman air yang segar”.
Sementara dalil dari Hadits Rasulullah SAW sebagaimana yang termaktub dalam kitab Al-Ma’arif al-Muhammadiyyah halaman 81, yaitu:
“Sanad para wali kepada Rasulullah Saw.itu benar (shahih), dan shahih pula hadits bahwa Ali RA. pernah bertanya kepada Nabi Saw. Kata Ali,”Wahai Rasulallah, tunjukkanlah kepadaku jalan terdekat (aqrab ath-thuruq) kepada Allah yang paling mudah bagi hamba-hamba-Nya dan yang paling utama bagi Allah?” Rasulullah Saw. bersabda, ”Kiamat tidak akan terjadi ketika di muka bumi masih terdapat orang yang mengucapkan Allah.”.
Sedangkan pengertian Ath-Thariqah dalam kitab Maraaqi al-‘Ubudiyyah fi Syarchi Bidayah al-Hidayah adalah melaksanakan kewajiban dan kesunatan, meninggalkan larangan, menghindari perbuatan mubah yang tidak bermanfaat, sangat berhati-hati dalam menjaga diri dari syubhat (apalagi keharaman) sebagaimana orang yang wara’i, dan menjalani riyadlah, misalnya beribadah sunnat pada malam hari, berpuasa sunnat, dan tidak mengucapkan kata-kata yang tanpa guna”.
Adapun pengertian Thariqah dalam kitah tanwirul qulub adalah menjauhi hal-hal yang haram, yang makruh, dan hal-hal yang mubah yang tidak berguna, serta melaksanakan hal-hal yang wajib, dan sekuat tenaga melaksanakan hal-hal yang sunnat, di bawah asuhan seorang mursyid yang arif yang maqamnya tinggi.
Adapun pengertian Ath-Thariqah al-Mu’tabarah ialah Thariqah bersambung sanadnya kepada Rasulullah Saw. beliau menerima dari Malaikat Jibril as. Malaikat jibril as. dari Allah SWT. Sedangkan penambahan kata An-Nahdliyyah disebabkan para penganutnya selalu bergerak untuk melaksanakan ibadah dan dzikir kepada Allah swt. yang syariatnya menurut Ahlissunnah wal Jama’ah berdasarkan empat mazhhab fiqih dan tasawwufnya mengikuti ajaran ulama salaf shalihin serta ikut mengerjakan pembangunan Indonesia.
Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Thariqah merupakan cara atau metode dan aliran tashawwuf yang bertujuan: (1) Al-Wushul ila Allah, thariqah adalah tidak semata-mata bentuk amalan bacaan atau dzikir untuk mencari pahala tetapi thariqah bertujuan membentuk manusia seutuhnya, lahiriyah bathiniyah yang bisa mengembangkan dan merasa didengar dan dilihat oleh Allah atas dirinya sehingga dapat memiliki sikap atau rasa Al-Khauf (takut), Ar-Rajaa’ (Berharap), Ash-Shidiq (jujur/benar), Al-Mahabbah (cinta), Al-Wara’ (menghindari hal-hal yang makruh), Az-Zuhud, Asy-Syukur, Ash-Shabar, Al-Hayya’ (Malu), dan Al-Khusyu’.

Apa itu MATAN?
   MATAN adalah organisasi mahasiswa yang bergerak pada spiritual dan intelektual yang berazaskan Islam ‘Ala Ahli As-Sunnah wa Al-Jama’ah dengan menganut salah satu mazhab empat yaitu: Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan Hambali dalam bidang fiqih, menganut ajaran Al-Asy’ariyyah dan Al-Maturidiyyah dalam bidang aqidah, dan menganut faham Al-Qusyairi, Hasan Al-Bashri, Abu Qasim Junaidi Al-Baghdadi, Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, dan sesamanya dalam bidang tashawwuf/thariiqah.
   Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikatakan bahwa MATAN, sebagai organisasi kemahasiswaan tidak hanya bergerak untuk mengasah intelektualitas mahasiswa, namun juga untuk mengasah spiritualitas mahasiswa, sehingga terwujudlah generasi dan calon pemimpin bangsa yang memiliki keluhuran intelektualitas dan kearifan serta kedalaman spiritual sebagai tonggak dan basis untuk membangun bangsa dan Negara demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
   Oleh karena itu, MATAN berusaha mewujudkan hal-hal tersebut dengan karakter-karakter yang dimiliki oleh MATAN, yaitu: (1) Universal, artinya thariqah mempunyai sifat yang mendunia melampaui batas-batas wilayah dan Negara karena tiap-tiap aliran thariqah meskipun diamalkan oleh warga Negara yang berbeda namun secara sanad masing-masing masih berhubungan antara satu dengan yang lainnya, (2) Tertib, artinya pelaksanaan ajaran thariqah sekaligus meliputi pelaksanaan aqidah, syari’ah, mu’amalah, dan akhlaq yang bertujuan al-Wushuul ila Allah, (3) Terbimbing, artinya setiap pengamal thariqah (muridin/salik) harus didasarkan kepada kitab-kitab yang mu’tabarah dengan bimbingan para Mursyid, (4) al-Wushuul ila Allah, artinya thariqah adalah tidak semata-mata bentuk amalan bacaan atau dzikir untuk mencari pahala tetapi thariqah bertujuan membentuk manusia seutuhnya, lahiriyah bathiniyah yang bisa mengembangkan dan merasa didengar dan dilihat oleh Allah atas dirinyasehingga dapat memiliki sikap atau rasa Al-Khauf (takut), Ar-Rajaa’ (berharap), Ash-Shidiq (jujur/benar), Al-Mahabbah (cinta), Al-Wara’ (menghindari hal-hal yang makruh), Az-Zuhud, Asy-Syukur, Ash-Shabar, Al-Hayya’ (Malu), dan Al-Khusyu’, (5) Amanah (dapat dipercaya), Fathanah (cerdas), Shiddiq (jujur), dan Tabligh, sebagai cahaya pancaran dari baginda Nabi Muhammad SAW yang seharusnya mewarnai setiap anggota thariqah, sehingga dari sifat-sifat tersebut dapat melahirkan sifat handarbeni dan menghargai segala pemberian hak individu dari lingkup yang kecil sampai yang besar, (6) Menyinergikan kedalaman spiritual dan ketajaman intelektual, dan (7) Mengedepankan spirit nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia.
   Berdasarkan pengertian, karakter, dan visi MATAN yang telah disebutkan, maka perlu mengejawantahkannya dalam bentuk misi-misi yang harus dijalankan oleh MATAN, yaitu: (1) Mempertahankan Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia, (2) Menumbuhkan cinta tanah air dan semangat nasionalisme di kalangan mahasiswa untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, (3) Mengembangkan wawasan kebangsaan di kalangan mahasiswa, (4) Membendung laju dan tumbuh suburnya gerakan ekstrimis dan latenisme di lingkungan perguruan tinggi Indonesia, (5) Melestarikan paham Islam ‘Alaa Ahlissunnah wal Jamaa’ah yang berbasis pada Islam moderat, toleran, dan inklusif di kalangan mahasiswa, (6) Menanamkan pendidikan hati di kalangan mahasiswa yang berbasis nilai-nilai spiritual (thariqah/tashawwuf) dan akhlaq karimah, (7) Meningkatkan kemampuan intelektual untuk lebih memberikan manfaat bagi kejayaan NKRI, dan (8) Ikut serta menjaga peninggalan as-salaf ash-shalihin dan thariqahnya sejak dini.
            Selain itu, MATAN juga memiliki beberapa profil citra diri, yaitu: (1) Sufistik, yakni memiliki kedalaman spiritual melalui pengamalan thari:qah mu’tabarah karena semata-mata ingin meraih ridla Allah SWT sehingga dapat wushu:l ila: Allah, (2) Intelektual, yakni memiliki semangat belajar untuk meningkatkan ketinggian intelektual untuk memberikan manfaat bagi bangsa dan Negara demi kejayaan NKRI, dan (3) Nasionalis, yakni memiliki semangat patriotism dan nasionalisme dengan meningkatkan rasa cinta air untuk mempertahankan NKRI. Di samping itu, diharapkan MATAN dapat menyeimbangkan antara aspek spiritual dan intelektual di kalangan mahasiswa serta meningkatkan inklusivitas berpikir, keselarasan dalam bertindak dan
kedalaman spiritual dalam ranka meningkatkan jiwa kepemudaan, jiwa membangun bangsa, memperteguh sifat nasionalisme, serta ikut menjaga kesatuan NKRI.
   Untuk merealisasikan visi dan misi MATAN, maka MATAN melakukan usaha-usaha, yaitu: (1) Bidang Agama yaitu mensyi’arkan dan mempergiat pelaksanaan ajaran agama Islam yang berkeyakinan menurut paham Ahlussunnah wal Jamaa’ah di kalangan mahasiswa, (2) Bidang Akademis yaitu mengaktualisasikan tradisi ilmiah berbasis spiritual tashawwuf tanpa meninggalkan unsure intelektualitas dan rasionalitas, (3) Bidang Akhlaq yaitu mengembangkan tradisi tashawwuf dalam rangka tercapainya al-akhlaq al-karimah di kalangan mahasiswa, (4) Bidang Ukhuwah Ijtima’iyyah yaitu mempererat dan memperkuat tali persaudaraan sesama mahasiswa dan mensosialisasikan etika tashawwuf di tengah-tengah masyarakat kampus, (5) Bidang Thariqah yaitu mengusahakan tercapainya asy-syari’atu al-ghaura’ wa ath-thariqu al-baidla’, yakni syari’at islamiyyah dan thariqah yang sanadnya bersambung sampai Rasulullah SAW, (6) Bidang Pergerakan yaitu meningkatkan amar ma’ruf dan nahi munkar yang berbasis uswatun chasanah (suri teladan yang baik) dan al-akhlaq al-karimah (akhlaq yang terpuji) serta mewujudkan terciptanya Islam yang rahmatan lil ‘Alamin, dan (7) Bidang Kenegaraan dan Kebangsaan yaitu meningkatkan kecintaan tanah air, menjaga tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pengamalan dan penghayatan etika tashawwuf.
   Dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa MATAN merupakan organisasi kemahasiswaan yang didirikan untuk menyeimbangkan sisi intelektual dan spiritual mahasiswa sehingga terbentuklah generasi dan calon pemimpin bangsa yang mengedepankan akhlaq yang mulia dalam perilakunya dan menjadi contoh yang baik untuk orang lain, serta ikut membantu mewujudkan cita-cita kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan MATAN ini, diharapkan menjadi oase yang menyegarkan di tengah gersangnya dan panasnya gurun berupa hati dan pikiran mahasiswa yang lebih mengedepankan sisi intelektual dan rasional daripada sisi spiritual. Wallahu a’lam bi ash-shawab.
Allahummah dinaa ath-thariqa al-mustaqim # Thariqam min Allahi Rabb al-‘alamin

0 comments:

Post a Comment

Design by Miftahul Huda Media Center Visit Original Post Copyright 2012