· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain. (Shahih Muslim No.1352)
· Hadis riwayat Umar bin Khathab Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku mendengar Hisyam bin Hakim bin Hizam membaca surat Al-Furqan tidak seperti yang aku baca dan yang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. ajarkan kepadaku. Hampir saja aku menyalahkannya ketika ia sedang membaca, tetapi aku biarkan saja sampai ia selesai. Setelah selesai, aku pegang dengan kuat sorban yang berada di lehernya dan aku bawa ia menghadap Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Aku berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mendengar orang ini membaca surat Al-Furqan tidak seperti yang baginda ajarkan kepadaku. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Suruh ia untuk membacanya. Ia (Hisyam) pun membaca bacaan yang sebelumnya aku dengar sebelumnya. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Seperti itulah surat itu diturunkan. Kemudian beliau menyuruhku: Bacalah. Aku pun membacanya. Lalu beliau bersabda: Demikianlah surat itu diturunkan. Sesungguhnya Alquran itu diturunkan atas tujuh dialek. Maka bacalah dengan bacaan yang mudah di antaranya. (Shahih Muslim No.1354)
· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Jibril as. pernah mengajarkan aku satu dialek. Kemudian aku mengulang-ulanginya dan aku selalu minta supaya ia mau menambahnya, maka ia menambahkannya sampai ia berhenti pada tujuh dialek. (Shahih Muslim No.1355)
· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu:
Dari Abu Wail, ia berkata: Telah datang seorang lelaki bernama Nahik bin Sinan kepada Abdullah seraya berkata: Wahai Abu Abdurrahman, bagaimana engkau membaca huruf ini, “alif” atau “ya” pada ayat “min maain ghaira aasin” atau “min maain ghaira yaasin”. Ia berkata: Lalu Abdullah berkata: Seluruh Alquran sudah aku teliti kecuali yang ini. Ia berkata lagi: Sungguh aku membaca dua surat pendek dalam satu rakaat. Kemudian Abdullah berkata: Cepat sekali, seperti membaca syair dengan cepat, sesungguhnya banyak orang yang membaca Alquran seakan tidak melewati tenggorokannya, tapi seandainya sampai ke hati lalu melekat, maka akan bermanfaat. Sesungguhnya yang paling utama dalam salat adalah rukuk dan sujud dan sesungguhnya aku tahu benar surat-surat yang hampir sama pendeknya yang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. selalu menggandengnya dua surat pada tiap rakaat. Lalu Abdullah berdiri dan Alqamah masuk di belakangnya. Kemudian ia keluar dan berkata: Ia telah mengabarkannya kepadaku. (Shahih Muslim No.1358)
· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu:
Abu Ishak telah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku melihat seseorang bertanya kepada Aswad bin Yazid, ketika ia sedang mengajarkan Alquran di mesjid. Orang itu berkata: Bagaimana engkau membaca ayat berikut ini: “Fahal min muddakir”, apakah pakai huruf “dal” atau huruf “dzal”? Ia menjawab: Pakai huruf “dal”, aku mendengar Abdullah bin Masud berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membaca “muddakir” pakai huruf “dal”. (Shahih Muslim No.1362)
· Hadis riwayat Abu Darda Radhiyallahu’anhu:
Dari Alqamah, ia berkata: Kami tiba di Syam kemudian Abu Darda datang menemui kami dan bertanya: Apakah ada salah seorang dari kalian yang membaca seperti bacaan Abdullah? Aku menjawab: Ya, ada, aku sendiri. Ia bertanya lagi: Bagaimana engkau mendengar Abdullah membaca ayat berikut ini wal laili idzza yaghsyaa. Aku jawab: Aku mendengar Abdullah membaca, “wallaili idzza yaghsyaa”, setelah itu, “wadz dzakari wal untsaa”. Ia berkata: Demi Allah, begitulah aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membacanya, tetapi mereka menginginkan aku membaca: “wa maa khalaqa”, namun aku tidak memperhatikan mereka. (Shahih Muslim No.1364)
· Hadis riwayat Umar bin Khathab Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melarang salat sesudah Subuh sampai matahari terbit dan sesudah Asar sampai matahari terbenam. (Shahih Muslim No.1367)
· Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Tidak ada salat setelah salat Asar sampai matahari terbenam dan tidak ada salat sesudah salat Subuh sampai matahari terbit. (Shahih Muslim No.1368)
· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Janganlah salah seorang dari kalian menunggu untuk melakukan salat ketika matahari terbit dan ketika matahari terbenam. (Shahih Muslim No.1369)
· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Apabila pinggiran matahari telah kelihatan, maka tangguhkanlah salat sampai bersinar terang. Dan apabila pinggiran matahari mulai terbenam, maka tangguhkanlah salat sampai terbenam. (Shahih Muslim No.1371)
· Hadis riwayat Ummu Salamah Radhiyallahu’anhu:
Dari Kuraib bahwa Abdullah bin Abbas dan Abdurrahman bin Azhar dan Miswar bin Makhramah mengutusnya untuk menemui Aisyah, istri nabi. Mereka berkata: Ucapkan salam kami kepadanya dan tanyakan kepadanya tentang salat dua rakaat sesudah Asar. Katakan pula kepadanya bahwa kami mendengar kabar bahwa ia juga melakukan salat dua rakaat sesudah Asar tersebut. Padahal yang kami dengar, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melarang kami melakukannya. Kata Ibnu Abbas: Waktu itu aku bersama Umar bin Khathab segera beranjak meninggalkan tempat untuk menjauh. Kemudian cerita Kuraib: Aku lalu menemui Aisyah dan menyampaikan apa yang mereka pesankan padaku. Aisyah menjawab: Tanyakan saja kepada Ummu Salamah Aku lalu pulang menemui orang-orang yang menyuruhku tadi dan aku beritahu apa jawaban Aisyah. Mereka kemudian menyuruhku menemui Ummu Salamah untuk menanyakan hal yang sama. Ummu Salamah menjawab: Aku memang pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melarangnya. Namun kemudian aku juga pernah melihat beliau melakukannya. Waktu itu beliau baru saja selesai melakukan salat Asar. Lalu beliau masuk ke rumah yang pada saat itu aku sedang bersama beberapa wanita dari bani Haram golongan Ansar. Beliau lalu melakukan salat dua rakaat tersebut. Aku lalu menyuruh seorang jariyah untuk berdiri di samping beliau untuk menanyakan dua rakaat yang beliau lakukan itu, padahal beliau pernah melarangnya. Tetapi aku sudah pesan kepada jariyah yang aku suruh tadi, kalau beliau memberikan isyarat dengan tangannya maka tunggulah. Jariyah itu pun melaksanakan perintahku, dan ternyata beliau memang memberikan isyarat dengan tangannya. Maka ia pun bersabar. Ketika selesai, beliau bersabda: Wahai putri Abu Umayah. Engkau telah menanyakan tentang salat dua rakaat sesudah Asar yang aku lakukan tadi. Ketahuilah, sesungguhnya tadi beberapa orang dari suku Abdul Qais datang kepadaku mengurus kaumnya yang masuk Islam, sehingga aku terlambat melakukan dua rakaat sesudah salat Zuhur. Maka itu tadi adalah dua rakaat yang belum sempat aku lakukan itu. (Shahih Muslim No.1377)
· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Dari Abu Salamah Radhiyallahu’anhu bahwa ia bertanya kepada Aisyah Radhiyallahu’anhu tentang salat dua rakaat (salat sunat) yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sesudah salat Asar. Aisyah menjawab: Biasanya beliau melakukannya sebelum Asar, kemudian karena ia sibuk (tidak sempat) atau lupa, maka ia melakukannya setelah salat Asar. Lalu beliau menetapkannya. Kebiasaan beliau adalah jika melakukan salat tertentu (sunat), beliau menetapkannya. (Shahih Muslim No.1378)
· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Dahulu pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. kami pernah melakukan salat dua rakaat setelah matahari terbenam, yaitu sebelum salat Magrib. Aku lalu bertanya lagi kepada Anas: Apakah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah melakukannya? Anas menjawab: Beliau melihat kami melakukannya, tapi beliau tidak menyuruh dan tidak melarang kami. (Shahih Muslim No.1382)
· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Kami sedang berada di Madinah ketika muazin mengumandangkan azan untuk salat Magrib, orang-orang berlomba ke tiang-tiang mesjid untuk melakukan salat sunat dua rakaat sebelum Magrib, sampai-sampai seseorang yang masuk mesjid mengira bahwa salat Magrib telah dilaksanakan karena banyaknya orang yang melakukannya. (Shahih Muslim No.1383)
· Hadis riwayat Abdullah bin Mughaffal Al-Muzani Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Antara setiap azan dan iqamat itu ada salat. Beliau mengucapkan tiga kali dan pada perkataannya yang ketiga beliau menambahkan: Bagi orang yang mau. (Shahih Muslim No.1384)
· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melakukan salat khauf dengan salah satu kelompok sebanyak satu rakaat, dan kelompok yang lain (tidak ikut salat) bersiaga menghadap musuh. Kemudian mereka (yang belum salat) beralih menempati tempat teman-temannya (yang telah menyelesaikan salat satu rakaat bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan satu rakaat mereka selesaikan masing-masing), gantian mereka yang menghadap musuh. Lalu mereka (yang belum salat) datang untuk salat bersama Nabi Shallallahu alaihi wassalam. satu rakaat, kemudian Nabi Shallallahu alaihi wassalam. mengakhiri salatnya dengan salam. Kemudian mereka (yang baru salat satu rakaat) menyelesaikan satu rakaat lagi. (Shahih Muslim No.1385)
· Hadis riwayat Jabir bin Abdullah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Suatu ketika aku turut melakukan salat khauf bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Beliau membagi kami menjadi dua barisan, satu barisan berada di belakang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sedang musuh berada di antara kami dan kiblat. Ketika Nabi Shallallahu alaihi wassalam. takbir kami semua ikut takbir. Kemudian beliau rukuk, kami semua ikut rukuk. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dari rukuk, kami semua melakukan hal yang sama. Kemudian beliau turun untuk sujud bersama barisan yang berada langsung di belakang beliau. Sementara itu barisan yang terakhir tetap berdiri menjaga musuh. Ketika Nabi Shallallahu alaihi wassalam. selesai sujud, dan barisan yang di belakangnya berdiri, maka barisan yang terakhir tadi turun untuk melakukan sujud lalu mereka berdiri. Lalu barisan yang di belakang maju, dan barisan yang di depan mundur. Kemudian Nabi Shallallahu alaihi wassalam. rukuk dan kami semua ikut rukuk. Kemudian Nabi mengangkat kepalanya, kami pun mengikutinya. Sementara barisan yang tadi berada di belakang ikut turun sujud bersama beliau, barisan yang satunya lagi tetap berdiri menjaga musuh. Ketika Nabi Shallallahu alaihi wassalam. selesai sujud bersama barisan yang tepat di belakangnya, maka barisan yang di terakhir turun untuk sujud. Setelah mereka selesai sujud, Nabi Shallallahu alaihi wassalam. mengucapkan salam dan kami semua ikut salam. Jabir berkata: Seperti yang biasa dilakukan oleh para pasukan pengawal terhadap para pemimpin mereka. (Shahih Muslim No.1387)
· Hadis riwayat Sahal bin Abu Hatsmah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melakukan salat khauf bersama sahabat-sahabatnya. Beliau membariskan mereka di belakang belian dalam dua barisan. Bersama barisan pertama, beliau melakukan salat satu rakaat. Kemudian beliau berdiri dan terus berdiri sampai barisan yang ada di belakangnya menyelesaikan satu rakaat lagi. Kemudian mereka (yang belum salat) maju, dan barisan yang salat lebih dahulu mundur ke belakang. Lalu bersama mereka (yang belum salat), beliau salat satu rakaat. Kemudian duduk sambil menunggu mereka yang terlambat (baru mendapat satu rakaat), menyelesaikan satu rakaat lagi. Kemudian beliau salam. (Shahih Muslim No.1389)
· Hadis riwayat Jabir Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku ikut bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dalam pertempuran Dzaatur riqa. Suatu saat kami berada di dekat sebuah pohon yang cukup rindang sekali. Aku persilakan beliau beristirahat di bawahnya. Lalu datanglah seorang laki-laki dari kaum musyrik. Pada waktu itu pedang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. digantungkan di atas pohon. Laki-laki itu lalu mengambil pedang Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dan menghunusnya. Kemudian ia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam: Apakah engkau takut kepadaku? Beliau menjawab: Tidak. Laki-laki itu bertanya: Siapa yang akan menjagamu dari aku? Beliau menjawab: Allah yang akan menjagaku darimu. Pada saat itu para sahabat Rasulullah berhasil menggertak laki-laki tersebut, sehingga akhirnya ia memasukkan pedang itu ke sarungnya dan menggantungnya ke tempatnya semula. Setelah itu terdengar suara azan salat. Beliau lalu melakukan salat dua rakaat bersama satu kelompok kemudian mereka mundur. Lalu beliau melakukan salat dua rakaat lagi bersama kelompok lainnya. Jadi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melakukan salat empat rakaat, sementara para sahabat hanya dua rakaat. (Shahih Muslim No.1391)
0 comments:
Post a Comment