20100902

Shahih Muslim : PUASA (Part II)

· Hadis riwayat Zaid bin Tsabit Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Kemudian kami melaksanakan salat. Kemudian saya bertanya: Berapa lamakah waktu antara keduanya (antara makan sahur dengan salat)? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Selama bacaan lima puluh ayat. (Shahih Muslim No.1837)

· Hadis riwayat Sahal bin Saad Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Orang-orang itu senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka. (Shahih Muslim No.1838)

· Hadis riwayat Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Ketika malam datang, siang pergi dan matahari pun terbenam, maka saat itulah orang yang berpuasa mulai berbuka. (Shahih Muslim No.1841)

· Hadis riwayat Abdullah bin Abu Aufa Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Kami pernah bepergian bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. di bulan Ramadan. Ketika matahari terbenam, beliau bersabda: Wahai fulan, singgahlah dan siapkanlah hidangan buat kami! Orang yang disuruh berkata: Wahai Rasulullah, bukankah sebaiknya baginda tangguhkan sebentar? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Singgahlah dan siapkan hidangan buat kami! Kemudian ia singgah dan menyiapkan hidangan, lalu ia memberikannya kepada beliau. Nabi Shallallahu alaihi wassalam. meminumnya, kemudian bersabda sambil memberikan isyarat kedua tangannya: Jika matahari sudah terbenam di arah sana dan malam sudah datang dari arah sana, maka orang yang berpuasa boleh berbuka. (Shahih Muslim No.1842)

· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. melarang puasa sambung (terus-menerus tanpa berbuka). Para sahabat bertanya: Bukankah baginda sendiri melakukan puasa wishal? Nabi Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Sesungguhnya aku tidak seperti kalian. Aku diberi makan dan minum. (Shahih Muslim No.1844)

· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melarang puasa sambung. Kemudian salah seorang sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, bukankah baginda sendiri melakukan puasa wishal? Beliau bersabda: Siapa di antara kalian yang seperti aku? Sesungguhnya di malam hari aku diberi makan dan minum oleh Tuhanku. Ketika mereka enggan menghentikan puasa sambung, beliau sengaja membiarkannya sehari sampai beberapa hari. Kemudian pada hari berikutnya, mereka melihat bulan (tanda masuk bulan Ramadan). Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. lantas bersabda: Kalau bulan itu tertunda datangnya, niscaya akan aku tambah lagi berpuasa sambung buat kalian sebagai pelajaran bagi mereka, karena mereka enggan berhenti puasa sambung. (Shahih Muslim No.1846)

· Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah mengerjakan salat di bulan Ramadan. Kemudian aku datang ikut salat di samping beliau. Kemudian datang lagi orang lain dan ikut pula mengerjakan di sampingku dan seterusnya, sampai kira-kira sebanyak sepuluh orang. Ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. merasa akan keberadaan kami di belakangnya, beliau meringankan salat kemudian pulang ke rumah untuk melanjutkan salat yang masih tersisa. Pagi harinya aku tanyakan hal itu kepada beliau: Apakah semalam engkau sengaja memberikan pelajaran kepada kami? Beliau menjawab: Betul, itulah alasan yang membuat aku melakukan seperti itu. Anas berkata: Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melakukan puasa sambung. Hal itu terjadi di akhir bulan Ramadan. Mengetahui hal itu maka ada beberapa orang sahabat yang ikut berpuasa sambung. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. kemudian bersabda: Apakah mereka mau ikut berpuasa sambung bersamaku? Sesungguhnya kalian tidak seperti aku. Demi Allah, seandainya bulan ini dipanjangkan untukku, niscaya aku akan terus berpuasa biar hal itu menjadi pelajaran bagi mereka yang keras kepala. (Shahih Muslim No.1848)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mencium salah seorang istri beliau dan beliau sedang berpuasa lalu istrinya tersenyum. (Shahih Muslim No.1851)

· Hadis riwayat Umar bin Abu Salamah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa ia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.: Bolehkah orang yang sedang berpuasa itu berciuman (dengan istrinya)? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Tanyakan saja kepada Ummu Salamah. Kemudian ia (Ummu Salamah) memberitahukan kepadanya bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melakukannya. Umar bin Abu Salamah lalu berkata: Wahai Rasulullah, bukankah Allah telah mengampuni dosa baginda yang lalu dan yang akan datang? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda padanya: Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takwa kepada Allah dari kalian. (Shahih Muslim No.1863)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu dan Ummu Salamah Radhiyallahu’anhu berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah bangun pagi hari dalam keadaan junub bukan karena mimpi kemudian beliau terus berpuasa. (Shahih Muslim No.1864)

· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Seorang lelaki datang menemui Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dan berkata: Celaka saya, wahai Rasulullah. Beliau bertanya: Apa yang membuat engkau celaka? Lelaki itu menjawab: Saya telah bersetubuh dengan istri saya di siang hari bulan Ramadan. Beliau bertanya: Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk memerdekakan seorang budak? Ia menjawab: Tidak punya. Beliau bertanya: Mampukah engkau berpuasa selama dua bulan berturut-turut? Ia menjawab: Tidak mampu. Beliau bertanya lagi: Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk memberi makan enam puluh orang miskin? Ia menjawab: Tidak punya. Kemudian ia duduk menunggu sebentar. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. memberikan sekeranjang kurma kepadanya sambil bersabda: Sedekahkanlah ini. Lelaki tadi bertanya: Tentunya aku harus menyedekahkannya kepada orang yang paling miskin di antara kita, sedangkan di daerah ini, tidak ada keluarga yang paling memerlukannya selain dari kami. Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pun tertawa sampai kelihatan salah satu bagian giginya. Kemudian beliau bersabda: Pulanglah dan berikan makan keluargamu. (Shahih Muslim No.1870)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan berkata: Celaka aku. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bertanya: Kenapa? Lelaki tadi menjawab: Aku telah menggauli istriku pada siang hari bulan Ramadan. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Bersedekahlah untuk itu, bersedekahlah. Tetapi laki-laki tadi berkata: Aku tidak memiliki apa-apa. Lalu beliau menyuruhnya duduk sejenak. Kemudian beliau memberikan kepadanya dua keranjang makanan dan menyuruhnya untuk menyedekahkannya. (Shahih Muslim No.1873)

· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bepergian pada tahun penaklukan kota Mekah di bulan Ramadan. Beliau tetap berpuasa hingga tiba di daerah Kadid, beliau tidak berpuasa. Dan para sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. selalu mengikuti kejadian demi kejadian karena perintahnya. (Shahih Muslim No.1875)

· Hadis riwayat Jabir bin Abdullah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pada suatu perjalanan melihat seorang laki-laki dikerumuni orang banyak sehingga ia hampir-hampir tidak dapat dikenali. Kemudian beliau bertanya: Ada apa dengannya? Para sahabat menjawab: Dia sedang berpuasa. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Bukan termasuk kebaikan kalian berpuasa dalam perjalanan. (Shahih Muslim No.1879)

· Hadis riwayat Anas Bin Malik Radhiyallahu’anhu:
Anas Radhiyallahu’anhu pernah ditanya tentang berpuasa pada bulan Ramadan dalam perjalanan? Dia menjawab: Kami pernah bepergian bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pada bulan Ramadan, yang berpuasa tidak mencela yang tidak puasa dan yang tidak puasa juga tidak mencela yang berpuasa. (Shahih Muslim No.1884)

· Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Kami pernah bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dalam suatu perjalanan. Di antara kami ada yang tetap berpusa dan ada pula yang tidak puasa. Kami singgah di sebuah tempat saat hari sedang panas sekali. Di antara kami yang paling banyak mendapat naungan ialah orang-orang yang berpakaian lengkap, sementara orang-orang yang tidak berpakaian lengkap mereka melindungi kepalanya dari teriknya matahari dengan menutupkan tangannya ke atas. Maka orang-orang yang berpuasa berjatuhan (karena lemah) dan mereka yang tidak puasa masih dapat tegak berdiri. Mereka kemudian mendirikan tenda-tenda dan memberikan minum unta-unta. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Orang-orang yang berbuka hari ini pergi membawa pahala. (Shahih Muslim No.1886)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Hamzah bin Amru Al-Aslami bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. tentang puasa dalam perjalanan, maka beliau menjawab: Jika engkau mau, berpuasalah dan jika engkau tidak mau, maka boleh tidak puasa. (Shahih Muslim No.1889)

· Hadis riwayat Abu Darda Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Kami pernah bepergian bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. di bulan Ramadan pada hari yang sangat panas, sehingga sampai sebagian kami terpaksa harus menutupkan tangan pada kepalanya, karena teriknya matahari. Kami semua tidak ada yang berpuasa kecuali Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan Abdullah bin Rawahah. (Shahih Muslim No.1892)

· Hadis riwayat Ummul Fadhel binti Harits Radhiyallahu’anhu:
Bahwa beberapa orang berdebat di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Sebagian mereka ada yang mengatakan bahwa pada hari itu beliau berpuasa, sebagian mengatakan bahwa pada hari itu beliau tidak berpuasa. Kemudian aku mengirimkan segelas susu kepada beliau yang wukuf dekat untanya di Arafah. Ternyata beliau meminumnya (beliau tidak puasa). (Shahih Muslim No.1894)

· Hadis riwayat Ummul Fadhel Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Beberapa orang sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. merasa ragu akan hukum puasa hari Arafah, sedangkan kami di sana bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Maka aku mengirimkan secangkir susu kepada beliau, sewaktu beliau berada di Arafah lalu beliau meminumnya (tidak puasa). (Shahih Muslim No.1895)

0 comments:

Post a Comment

Design by Miftahul Huda Media Center Visit Original Post Copyright 2012